Selasa, 22 Mei 2012

Dasar Hukum Puasa Rajab

ada pertanyaan yang masuk kepada kami sebagai berikut:  adakah puasa rajab? Sebenarx yg diperbolehkan puasa rajab apa puasa dibulan rajab. Mohon penjelasan

Saya menjawab: Bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah itu ada 4 salah satunya bulan rajab. Di bulan mulia kita dianjurkan memperbanyak amal kebaikan termasuk puasa. Rasul bersabda :



صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ.
“Puasalah dalam bulan Haram dan tinggalkanlah, puasalah dalam bulan Haram dan tinggalkan, puasalah dalam bulan Haram dan tinggalkanlah.”(HR. Abu Dawud)

dengan demikian Puasa rajab tidaklah dilarang, sebab nabi dan para sahabat pernah melakukannya. sebagaimana dalam HADITS MUSLIM:


1960 - حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا عبد الله بن نمير ح و حدثنا ابن نمير حدثنا أبي حدثنا عثمان بن حكيم الأنصاري قال سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب ونحن يومئذ في رجب فقال سمعت ابن عباس رضي الله عنهما يقولا

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم

و حدثنيه علي بن حجر حدثنا علي بن مسهر ح و حدثني إبراهيم بن موسى أخبرنا عيسى بن يونس كلاهما عن عثمان بن حكيم في هذا الإسناد بمثله



bahwa Utsman bin Hakim Al Anshariy bertanya pada said bin Jubair mengenai Puasa Rajab, maka ia menjawab bahwa Ibn Abbas ra berkata bahwa Rasul saw bila berpuasa maka terus puasa, dan bila tak puasa maka terus tak puasa. 

Dalam Shahih Muslim hadits  bahwa Asma' binti abi bakar ra menegur/klarifikasi pada  Abdullah bin Umar ra melalui seorang utusan bahwa apakah betul ia melarang orang berpuasa Rajab, maka Abdullah bin Umar berkata : “Bagaimana dengan puasa seumur hidup?”, ini menunjukkan tidak ada pelarangan dari Abdullah bin Umar ra mengenai puasa Rajab, dan pertanyaan itu muncul dari Aisyah ra memberikan pemahaman pada kita bahwa beliau melakukan puasa Rajab, bila beliau tak melakukannya maka paling tidak beliau (Aisyah ra) menyukai dan menyetujuinya, karena beliau menegur Abdullah bin Umar ra apakah betul ia melarang orang puasa rajab.

Berikut Teksnya : حدثنا يحيى بن يحيى أخبرنا خالد بن عبد الله عن عبد الملك عن عبد الله مولى أسماء بنت أبي بكر وكان خال ولد عطاء قال أرسلتني أسماء إلى عبد الله بن عمر فقالت بلغني أنك تحرم أشياء ثلاثة العلم في الثوب وميثرة الأرجوان وصوم رجب كله فقال لي عبد الله أما ما ذكرت من رجب فكيف بمن يصوم الأبد وأما ما ذكرت من العلم في الثوب
فإني سمعت عمر بن الخطاب يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول إنما يلبس الحرير من لا خلاق له فخفت أن يكون العلم منه وأما ميثرة الأرجوان فهذه ميثرة عبد الله فإذا هي أرجوان فرجعت إلى أسماء فخبرتها فقالت هذه جبة رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخرجت إلي جبة طيالسة كسروانية لها لبنة ديباج وفرجيها مكفوفين بالديباج فقالت هذه كانت عند عائشة حتى قبضت فلما قبضت قبضتها وكان النبي صلى الله عليه وسلم يلبسها فنحن نغسلها للمرضى يستشفى بها

Abdullah, budak Asma binti Abu Bakar dan dia adalah paman anak Atha, berkata: "Asma menyuruhku menemui Abdullah bin Umar untuk menyampaikan pesan beliau: 'Telah sampai kepadaku berita bahwa kamu mengharamkan tiga perkara: lukisan pada kain (sulaman sutera), bantal bewarna ungu, dan puasa bulan Rajab seluruhnya.' Abdullah bin Umar berkata kepadaku: 'Adapun mengenai puasa bulan Rajab, maka bagaimana dengan seorang yang puasa sepanjang masa. Adapun lukisan pada kain, aku pernah mendengar Umar ibnul Khattab berkata: "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda bahwa sesungguhnya yang memakai sutera itu hanyalah orang yang tidak akan mendapat bagian kebaikan kelak di surga." Jadi aku kawatir lukisan pada kain itu termasuk daripadanya. Sedangkan bantal bewarna merah tua, coba lihat ini bantal Abdullah.' Ternyata bantal itu bewarna merah tua. Setelah itu kembali menemuia Asma, lalu aku menceritakan jawaban Abdullah bin Umar. Setelah mendengarkan penjelasanku itu Asma berkata: 'Ini jubah Rasulullah saw.,' seraya mengeluarkan dan menunjukkan kepadaku jubah kekaisaran bewarna hijau yang berkerah (leher baju) sutera. Kedua sisi jubah itu disulami dengan benang sutera.' Asma berkata: 'Jubah ini dahulunya berada di tangan Aisyah sampai dia meninggal dunia. Setelah meninggal dunia, aku mengambilnya. Dan dulu Nabi saw. sering memakainya. Kami mencucinya untuk orang sakit dan menjadikannya sebagai alat penyembuh baginya.'" (HR Muslim)


Imam Al-Nawawi menyatakan “Memang benar  tidak satupun ditemukan hadits shahih khusus mengenai puasa Rajab, namun telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasul saw menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulanharam, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).


al-Syaukani berkata : bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab itu cukup menjadi hujjah atau landasan. Di samping itu, karena juga tidak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.


Menurut Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi bahwa hadis-hadis tentang keutamaan dan kekhususan puasa Rajab tersebut terkategori dha'if (lemah atau kurang kuat). Namun dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana biasa diamalkan para ulama generasi salaf yang saleh telah bersepakat mengamalkan hadis dha’if dalam konteks fada’il al-a’mal (amal- amal utama). Syaikhul Islam al-Imam al-Hafidz al- ‘Iraqi dalam al-Tabshirah wa al- tadzkirah mengatakan: “Adapun hadis dha’if yang tidak maudhu’ (palsu), maka para ulama telah memperbolehkan mempermudah dalam sanad dan periwayatannya tanpa menjelaskan kedha’ifannya, apabila hadis itu tidak berkaitan dengan hukum dan akidah, akan tetapi berkaitan dengan targhib (motivasi ibadah) dan tarhib(peringatan) seperti nasehat, kisah-kisah, fadha’il al-a’mal dan lain- lain.


Kembali ke pertanyaan, bahwa hemat kami puasa di hari-hari bulan rajab sebagai asyhurul hurum itu sunnah dan puasa khusus rajab-pun disunnahkan mengingat dalil global yg shahih dan dalil spesifik yg lemah namun ia berdiri dibawah naungan dalil yang shahih. terserah bagaimana penilaian anda yang jelas kalo puasa akan mendapat pahala dan kalo nggak puasa apalagi sombong dengan nggak puasa..dosa...


Wallahu A'lam

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dalam Shahih Muslim hadits bahwa Ummulmukminin Aisyah ra menegur Abdullah bin Umar ra bahwa apakah betul ia melarang orang berpuasa Rajab, maka Abdullah bin Umar berkata : “Bagaimana dengan puasa seumur hidup?”, ini menunjukkan tidak ada pelarangan dari Abdullah bin Umar ra mengenai puasa Rajab
bagi saya ini artinya puasa rajab dan puasa seumur hidup adalah dilarang

gusfathulbari mengatakan...

maksud puasa seumur hidup dalam hadits diatas adalah puasa spanjang tahun selain idayn dan tashriq

jawaban ibnu umar itu mengingkari bahwa dia telah mengharamkan berpuasa rajab.

janganlah menafsirkan quran hadith dg ilmu sendiri yg minim..bisa salah tafsir dan menyesatkan

berikut adalah tafsir / syarh an-nawawi dari hadith diatas:

أما جواب ابن عمر في صوم رجب فإنكار منه لما بلغه عنه من تحريمه ، وإخبار بأنه يصوم رجبا كله ، وأنه يصوم الأبد . والمراد بالأبد ما سوى أيام العيدين والتشريق ، وهذا مذهبه ومذهب أبيه عمر بن الخطاب وعائشة وأبي طلحة وغيرهم من سلف الأمة ومذهب الشافعي وغيره من العلماء أنه لا يكره صوم الدهر ، وقد سبقت المسألة في كتاب الصيام مع شرح الأحاديث الواردة من الطرفين .